Investor lokal diundang berinvestasi untuk memproduksi mobil Tawon, pengganti bajaj di Jakarta. Itu bagian dari rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam peremajaan kendaraan roda tiga di Ibu Kota. Pasalnya, rencana peremajaan bajaj terhambat setelah produsen bajaj di India menghentikan produksinya.
"Modelnya kayak gimana, Dishub belum bisa mendeskripsikan, tapi sepertinya sama dengan mobil kancil dan berbahan bakar BBG," ujar Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Nurmansjah Lubis usai rapat kerja dengan Dinas Perhubungan di Gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Kamis (12/2).
Di Jakarta, baru 500 bajaj yang berhasil diremajakan dan diganti berbahan bakar gas (BBG). Karena, tidak ada produksi lagi, praktis rencana penggantian bajaj itu terhenti. Padahal, sekitar 5.000 pengemudi lain telah membayarkan uang muka peremajaan bajaj. Tetapi, Pemprov DKI, seperti diungkap pihak Dishub, uang para pengemudi bajaj itu akan dikembalikan.
Sebanyak 14.000 pengemudi bajaj lainnya juga terimbas penghentian produksi tersebut karena masih mengemudikan bajaj lama. Soalnya, Pemprov DKI berniat mengganti bajaj dengan kendaraan berbahan gas. Dishub berencana meluncurkan armada transportasi baru pengganti bajaj yang akan diberi nama tawon.
Namun armada baru yang serupa dengan bajaj itu, kata Nurmansjah, sejauh ini baru dalam kajian. Karena itu, Dishub tidak bisa memberikan banyak keterangan kepada anggota Dewan. "Modelnya kayak gimana, Dishub belum bisa mendeskripsikan tapi sepertinya sama dengan mobil kancil dan berbahan bakar BBG."
Untuk memproduksi mobil Tawon tersebut, Nurmansjah menyebut Pemprov DKI mengundang produsen lokal untuk berinvestasi. Yang jelas, untuk realisasi 2009, Dishub pesimistis karena masih harus melakukan kajian lebih lanjut.