Dalam menghadapi tantangan kebutuhan energi yang semakin tinggi di satu pihak, maka sudah menjadi keterharusan di pihak pengguna energi untuk melakukan upaya signifikan dalam penghematan energi dan upaya nyata pengurangan emisi karbon, sebagaimana yang di sampaikan oleh Presiden SBY pada pertemuan “United Nations Climate Change Conference” yang dikenal sebagai Pertemuan Copenhagen 2009 dimana para pemimpin dunia sepakat untuk mengurangi produksi gas emisi pada tahun 2030 mendatang. Indonesia termasuk salah satu negara yang berjanji akan mengurangi jumlah gas emisi sebanyak 26 persen pada tahun 2030 mendatang.
Inovasi teknologi energi baru dan terbarukan yang diaplikasikan pada sektor transportasi sudah menjadi kewajiban para ilmuwan, peneliti dan para rekayasa untuk mengembangkan inovasi teknologi alat-alat transportasi yang ramah lingkungan, hemat energi serta murah dan awet pemeliharaan. Kementerian Riset dan Teknologi berupaya mendukung dan mendorong teknologi inovasi kerjasama ABG (Academician, Business dan Government) yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI Bandung dengan PT Betrix Indonesia dalam mengembangkan proyek sepeda motor listrik tanpa BBM dan infrastruktur stasiun "electric re-fuelling system” pertama karya anak bangsa.
Prototype sepeda motor listrik tanpa BBM tersebut diberi merk "ABYOR" yang berarti cemerlang dengan kinerja jarak tempuh 200 km per pengisian baterei (recharging), kecepatan maksimum 40 km/jam, akselerasi 0-35 km/jam dalam 10 detik. Acara uji-coba telah dilakukan oleh tim gabungan dari Biro Litbang Polri, Dit Samapta, Ditlantas Mabes Polri di Lapangan Brigif 15 Kujang II Cimahi Jawa-Barat, yang dibuka oleh Hari Purwanto Asisten Deputi Program Unggulan dan Strategis Kementerian Riset dan Teknologi serta dihadiri Kepala Pusat Inovasi LIPI, Bambang Subiyanto, Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI, Adi Santoso, serta pejabat teras PLN serta berbagai pihak ABG lainnya yang lalu.
Dalam kesempatan yang sama, Hari Purwanto meninjau dan mencoba kendaraan minibus roda empat yang bermesin full listrik hasil kerjasama pengembangan LIPI dan DIKTI, serta eksperimen pemanfaatan hidrogen generator hasil pengembangan LIPI dan PLN pada kendaraan roda empat lainnya.
Untuk kedepan, kebijakan riset dan teknologi diarahkan guna menggalang upaya nyata kerjasama konsorsium R&D yang dapat meningkatkan produktifitas R&D yang didukung berbagai pihak seperti kemampuan disain lokal serta meningkatkan kandungan lokal, sehingga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan kapasitas inovasi teknologi transportasi yang "ramah lingkungan", terjangkau dan murah dapat semakin terwujud, guna melakukan upaya nyata seperti apa yang telah disampaikan oleh Presiden SBY pada pertemuan Copenhagen tahun 2009. (ADPRUS/ humasristek)